MANAJEMEN KELAS
PENGATURAN RUANG KELAS
DISUSUN
:
EKA
DIMAS PUSPITA
DOSEN
PENGAMPU :
ZILVINA,
B. M. Pd
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan segala rahmat dan hidayah-nya sehingga saya dapat
menyelasaikan tugas yang berjudul “Pengaturan Ruang Kelas“ pada mata kuliah
Manajemen Kelas. Kehidupan yang layak
dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar dan diinginkan oleh setiap
masyarakat, kita selalu berusaha mencari dan tidak jarang menggunakan cara–cara
yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk. Dengan mengucapkan puji syukur
kehadirat Allah SWT, serta tak lupa sholawat dan salam kita ucapkan kepada Nabi besar Muhammad SAW atas petunjuk dan risalahnya, yang
telah membawa zaman kegelaapan ke zaman yang lebih terang.
Saya dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan tugas ini, oleh karena itu saya sangat menghargai akan saran dan
kritik untuk meningkatkan kemampuan kami dalam membuat tugas lebih baik lagi.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga melalui tugas ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua. Amin, ya robbal alamin.
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ………………………………………………………………………………
i
Daftar isi …….……………………………………………………………………………… ii
Daftar isi …….……………………………………………………………………………… ii
Bab I Pendahuluan …………………………………………………………………………. 1
A. Latar belakang …..………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan masalah .………………………………………………………………………. 1
C. Tujuan penelitian ..………………………………………………………………………. 1
D. Manfaat penelitian ………………………………………………………………………. 1
Bab II Pembahasan ………………………………………………………………………… 2
A. Pengertian Pengaturan Ruang Kelas …………………………………………………… 2
B. Pengaturan Kondisi Ruangan Kelas …………..………………………………………… 3
C. Pengaruh
Lingkungan Terhadap Pembelajaran …………………………………………. 7
D. Lingkungan Fisik Kelas ………………………………………………………………… 11
Bab III Penutup ………..…………………………………………………………………... 12
Kesimpulan Dan Saran …………………………………………………………………..... 12
D. Lingkungan Fisik Kelas ………………………………………………………………… 11
Bab III Penutup ………..…………………………………………………………………... 12
Kesimpulan Dan Saran …………………………………………………………………..... 12
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pengaturan
ruang kelas adalah Proses seleksi dan penggunaan alat –alat yang tepat terhadap
problem dan situasi kelas. Ini berarti guru bertugas menciptakan, memperbaiki,
dan memelihara sistem / organisasi kelas. Sehingga anak didik dapat
memanfaatkan kemampuanya, bakatnya, dan energinya pada tugas –tugas individual.
Pengaturan ruang kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas.
Karena itu, kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang
keberhasilan proses interaksi edukatif. Maka agar memberikan dorongan dan
rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik
–baiknya oleh guru.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
pengertian pengaturan ruang kelas?
2. Bagaimana
kondisi ruangan kelas yang aman dan nyaman?
3. Faktor
apa yang mempengaruhi lingkungan tehadap proses pembelajaran?
4. Bagaimana
lingkungan fisik kelas yang baik?
C.
TUJUAN PENELITIAN
1. Memberi
pengetahuan tentang pengaturan ruang kelas.
2. Bisa
menata kondisi ruangan kelas yang aman dan nyaman.
3. Memberi
pengetahuan tentang pengaruh lingkungan terhadap proses pembelajaran.
4. Memotivasi
siswa untuk menciptakan lingkungan kelas yang baik.
D.
MANFAAT PENELITIAN
1. Untuk
mengetahui pengertian dari pengaturan ruang kelas.
2. Memberikan
kondisi ruangan kelas yang aman dan nyaman.
3. Untuk
mengetahui pengaruh lingkungan terhadap pembelajaran.
4. Untuk
menciptakan lingkungan kelas yang baik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengaturan Ruang Kelas
Pengaturan dapat pula diartikan dengan pengelolaan, menurut
kamus bahasa Indonesia kalimat ini berasal dari kata manajemen yang berarti
penyelenggaraan. Menurut Winataputra, menyatakan bahwa Pengelolaan Kelas adalah
serangkaian kegiatan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku
siswa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku siswa yang tidak
diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim
sosoi-emosional yang positif , serta menciptakan dan memelihara organisasi
kelas yang produktif dan efektif.
Akhmad
Sudrajat, menyatakan bahwa : Pengelolaan Kelas lebih berkaitan dengan
upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi
terjadinya proses belajar (pembinaan rapport, penghentian perilaku peserta
didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian
tugas oleh peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang
produktif), didalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.
Sedangkan menurut Winzer menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara-cara
yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi
kekacauan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis
dan sosial.
Berdasarkan
pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah kegiatan
yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang
memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal.
Pengelolaan kelas ditekankan pada aspek pengaturan (management) lingkungan
pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang (siswa) dan barang /
fasilitas. Kegiatan guru tersebut dapat berupa pengaturan kondisi dan fasilitas
yang berada di dalam kelas yang diperlukan dalam proses pembelajaran
diantaranya tempat duduk, perlengkapan dan bahan ajar, lingkungan kelas (cahaya,
temperatur udara, ventilasi) dll.
2
B.
Pengaturan Kondisi Ruangan Kelas
Pengaturan
kondisi kelas dan iklim belajar pengelolaan kelas dalam pengembangan budaya dan
iklim sekolah adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana dan
kondisi belajar di dalam kelas agar menjadi kondusif dan menyenangkan serta
dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.
Dengan kata lain pengelolaan kelas merupakan usaha dalam mengatur segala hal
dalam proses pembelajaran, seperti lingkungan fisik dan sistem pembelajaran di
kelas. Pembelajaran yang efektif membutuhkan kondisi kelas yang kondusif. Kelas
yang kondusif adalah lingkungan belajar yang mendorong terjadinya proses
belajar yang intensif dan efektif. Strategi belajar apapun yang ditempuh guru
akan menjadi tidak efektif jika tidak didukung dengan iklim dan kondisi kelas
yang kondusif. Oleh karena itu guru perlu menata dan mengelola lingkungan
belajar di kelas sedemikian rupa sehingga menyenangkan, aman, dan menstimulasi
setiap anak agar terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran.
Pengaturan
lingkungan belajar sangat diperlukan agar anak mampu melakukan kontrol terhadap
pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Lingkungan belajar yang memberi kebebasan
kepada anak untuk melakukan pilihan-pilihan akan mendorong anak untuk terlibat
secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar, dan karena itu, akan
dapat memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. ltulah sebabnya,
mengapa setiap anak perlu diberi kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan
sesuai dengan apa yang mampu dan mau dilakukannya. Pengelolaan kelas yang baik,
dapat dilakukan dengan enam cara sebagai berikut :
1. Penciptaan
lingkungan fisik kelas yang kondusif
2. Penataan
ruang belajar sebagai sentral pembelajaran
3. Penetapan
strategi pembelajaran
4. Penilaian
hasil belajar
5. Pemanfaatan
media dan sumber belajar
6. Penciptaan
atmosfir belajar yang menyenangkan, mengasikkan, mencerdaskan, dan menguatkan.
3
Kondisi
Yang Mempengaruhi Penciptaan Iklim yang Kondusif Lingkungan sistem pembelajaran
meliputi berbagai hal yang dapat memperlancar proses belajar mengajar dikelas
seperti : Kompetensi dan kreativitas guru dalam mengembangkan materi
pembelajaran, penggunaan metode dan strategi belajar yang bervariasi,
pengaturan waktu dalam proses belajar mengajar dan pengunaan media dan sumber
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta penentuan evaluasi
untuk mengukur hasil belajar siswa. Keselurahan aspek yang dijelaskan di atas
didesain sedemikian rupa dalam proses pembelajaran. Yang menjadi penekanan
dalam penciptaan atmosfir belajar yang kondusif adalah penciptaan suasana
pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan dan menguatkan.
1.
Menyenangkan dan mengasyikkan
Menyenangkan
dan mengasyikkan terkait dengan aspek afektif perasaan. Guru harus berani
mengubah iklim dari suka ke bisa. Guru hendaknya dapat mengundang dan
mencelupkan siswa pada suatu kondisi pembelajaran yang disukai dan menantang
siswa untuk berkreasi secara aktif. Rancangan pembelajaran terpadu dengan
materi pembelajaran yang kontekstual harus dikembangkan secara terus menerus
dengan baik oleh guru. Untuk keperluan itu guru-guru dilatih :
a. bersikap
ramah
b. membiasakan
diri selalu tersenyum
c. berkomunikasi
dengan santun dan patut
d. adil terhadap
semua siswa
e. senantiasa
sabar menghadapi berbagai ulah dan perilaku siswanya.
f. menciptakan
kegiatan belajar yang kreatif melalui tema-tema yang menarik yang dekat dengan
kehidupan siswa.
2.
Mencerdaskan dan Menguatkan
Mencerdaskan
bukan hanya terkait dengan aspek kognitif (pengetahuan) melainkan juga dengan
kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Tidak kalah pentingnya adalah
bagaimana guru dapat mengalirkan pendidikan normatif ke dalam mata pelajaran
sehingga menjadi adaptif
4
dalam.keseharian
anak. Inilah yang merupakan tujuan utama dari fundamen pendidikan kecakapan
hidup (life skill). Oleh karena itu, guru dilatih :
a.
Memilih tema-tema yang dapat mengajak anak bukan hanya sekedar berpikir,
melainkan juga dapat merasa dan bertindak untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.
b.
Teknik-teknik penciptaan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran, karena
jika anak senang dan asyik, tentu saja bukan hanya kecerdasan yang diperoleh,
melainkan juga mekarnya “kepribadian anak” yang menguatkan mereka sebagai
pembelajar.
c. Memberikan pemahaman yang cukup akan pentingnya memberikan keleluasaan bagi siswa dalam proses pembelajaran.
c. Memberikan pemahaman yang cukup akan pentingnya memberikan keleluasaan bagi siswa dalam proses pembelajaran.
d.
Jangan terlalu banyak aturan yang dibuat oleh guru dan harus ditaati oleh anak
akan menyebabkan anak-anak selalu diliputi rasa takut dan sekaligus diselimuti
rasa bersalah.
Selain
itu, ada juga hal dalam pengaturan tata ruang kelas dan pengaturan tempat duduk
:
A.
Pengaturan Tata Ruang Kelas
1. Ventilasi dan Tata Cahaya
Kondisi –kondisi yang
perlu diperhatikan didalam ruang kelas adalah :
a. Ada ventilasi yang sesuai dengan
ruangan kelas
b. Sebaiknya tidak merokok
c. Pengaturan cahaya perlu diperhatikan
d. Cahaya yang masuk harus cukup
e. Masuknya dari arah kiri, jangan
berlawanan dengan bagian depan.
2. Pemeliharaan Kebersihan dan
Penataan Keindahan Ruang Kelas
a.
Siswa bergiliran untuk membersihkan kelas
b.
Guru memeriksa kebersihan dan ketertiban dikelas
3. Penataan Keindahan
a. Memasang hiasan dinding yang
mempunyai nilai edukatif. Contohnya : burung garuda, teks proklamasi, slogan pendidikan,
foto pahlawan, peta/globe, dll.
5
b.
Mengatur tempat duduk siswa, lemari, rak buku, dan semacamnya secara rapi.
c.
Merapikan meja guru dengan memakai taplak meja, vas bunga, dan sebagainya.
B.
Pengaturan Ruang Duduk
Dalam kegiatan belajar
mengajar, siswa memerlukaan tempat duduk yang tidak mengganggu siswa, karena
kurang aman atau tidak nyaman dipakai. Jika siswa duduk berjam-jam di tempat
duduk dengan keadaan tidak cukup aman dan tidak nyaman, mereka tidak akan dapat
berpikir tentang pelajaran tersebut dan terus menerus merasakan siksaan sebagai
akibat dari tempat duduk yang tidak nyaman.
a.
Segi
Keamanan
Guru atau
murid yang menempati tempat duduk tersebut benar-benar merasa aman sehingga
tidak perlu khawatir akan jatuh atau celaka. Dengan demikian mereka dapat
berkonsentrasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung.
b.
Segi
Kenyamanan
Kenyamanan
di sini bukan berarti tempat duduk itu harus empuk (tetapi jika mampu demikian
tidak masalah), melainkan tempat duduk tersebut cukup enak digunakan, dilihat
dari alas yang diduduki harus datar dan jangan sampai miring, mempunyai
sandaran, tidak terlalu ke depan atau ke belakang. Perbedaan tinggi antara
tempat duduk dengan tempat menulis harus memadai.
c.
Segi
Ukuran
Agar
merasa aman dan nyaman, sebaiknya diperhatikan kondisi tempat duduk yang
memenuhi hal-hal berikut :
1. Tempat duduk guru lebih tinggi dari
tempat duduk siswa, agar guru mudah mengawasi setiap kegiatan siswa. Meja dan
kursi siswa sebaiknya terpisah, agar memudahkan untuk dalam kegiatan proses
belajar mengajar.
2. Bentuknya sederhana, kokoh dan
bahannya kuat.
3. Ukuran daun meja adalah 100cm x 50cm
(standar)
4. Tinggi meja kurang lebih setinggi
pinggul siswa.
5. Tinggi kursi kurang lebih setinggi
lutut siswa.
6
C.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Pembelajaran
A. Pengertian Lingkungan
Orang sering mengartikan lingkungan secara sempit, seolah-olah lingkungan
hanyalah alam sekitar diluar diri manusia/individu. Lingkungan itu sebenarnya
mencakup segala materiil dan stimuli di dalam dan di luar diri individu, baik
yang bersifat psikologis, fisiologis, maupun sosial-kultural. Hal ini jika menyinggung
masalah pengertian lingkungan secara umum (secara keseluruhan).
Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan materiil jasmaniah di
dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, kesehatan jasmani dan lain-lain. Secara
psikologis, lingkungan mencakup segenap stimula (sifat-sifat, perasaan, emosi,
dll) yang diterima oleh individu mulai
sejak
dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Secara sosio-kultural, lingkungan
mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eskternal dalam hubungannya
den gan perlakuan ataupun karya orang lain.
Menurut Sartian (Ahli Psikologi Amerika) Lingkungan
(invironment) adalah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam
cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan
atau life processes.
Sedangkan
lingkungan pendidikan menurut Umar Tirtaraharja adalah latar tempat
berlangsungnya pendidikan, khususnya pada tiga lingkungan utama (Tri pusat)
pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat.
B.
Pengaruh Lingkungan
Jika kita kaitkan pengaruh lingkungan terhadap pembelajaran, maka lingkungan
termasuk ke dalam kategori faktor eskternal yang mempengaruhi pembelajaran.
Faktor eskternal meliputi :
1.
Lingkungan Sosial
Lingkunngan sosial adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan berkembang.
Yang termasuk dalam lingkungan sosial ialah lingkungan sosial yaitu keluarga,
lingkungan sosial sekolah, dan lingkungan sosial masyarakat.
7
a.
Keluarga
Sebagai pusat pendidikan pertama, keluarga mempunyai tugas fundamental dalam
mempersiapkan anak bagi peranannya di masa depan. Dasar-dasar perilaku, sikap
hidup, dan berbagi kebiasaan ditanamkan kepada anak sejak dalam lingkungan
keluarga. Semua dasar yang menjadi landasan bagi pengembangan pribadinya itu
tidak mudah berubah. Oleh sebab itu , penting sekali diciptakan lingkungan
keluarga yang baik, dalam artian menguntungkan bagi kemajuan dan perkembangan
pribadi anak serta, mendukung tercapainya tujuan pendidikan yang
dicita-citakan.
Hasil penelitian White (1978), menunjukan bahwa praktik-praktik mendidik anak
mempengaruhi perkembangan sosial & kecakapan kognitif. Ia
mengidentifikasikan gaya disiplin tersebut menjadi 3 yaitu : authoritative,
authoritarian, dan permissive.
Keadaan
dalam lingkungan keluarga yang dapat berpengaruh terhadap pendidikan antara
lain :
1.
Perlakuan
orang tua terhadap anak seperti perlakuan lemah-lembut atau kasar.
2.
Kedudukan
anak dalam keluar : anak sulung, anak tengah dan anak bungsu.
3.
Status
anak dalam keluarga: anak kandung, anak tiri, atau anak asuh.
4.
Besar
kecilnya keluarga misalnya anak tunggal atau anak dengan banyak saudara.
5.
Ekonomi
keluarga dan pola hidupnya.
6.
Pendidikan
orang tua.
Lingkungan
keluarga yang baik sekurang-kuarangya mempunyai dua ciri sebagai berikut :
1.
Keluarga
memberikan suasana emosional yang baik bagi anak-anak seperti perasaan senang,
aman, disayangi dan dilindungi.
2.
Mengetahui
dasar-dasar kependidikan, terutama, terutama berkenaan dengan kewajiban dan
tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan yang diberikan kepadanya.
b.
Sekolah
Lingkungan sosial sekolah meliputi guru, teman-teman sekolah (siswa-siswi) dan
warga sekolah lainnya. Semua itu dapat mempengaruhi perilaku belajar seseorang,
baik itu bagi para siswa atau para dewan guru itu sendiri dalam kondisi
belajar-mengajar. Dalam pengembanganya lingkungan sekolah sangatlah berperan
penting, karena lingkungan sekolah merupakan sentral dalam mendapatkan
pendidikan. Seorang peserta didik akan lebih banyak mengaca kepada para guru dalam
pengembangan tingkah laku.
8
c.
Masyarakat
Lingkungan sosial masyarakat seperti tetangga dan teman-teman sebabnya juga
mempengaruhi perilaku belajar seseorang. Lingkungan masyarakat yang kumuh dan
banyak anak penganngguran akan berbeda dengan lingkungan perkampungan yang
bersih dan penghuninya tidak ada yang menganggur. Kondisi lingkungan tersebut
sangat mempengaruhi
perilaku
belajar siswa. Lingkungan masyarakat atau tetangga dapat menjadi teman diskusi
atau berbincang banyak hal yang dapat menjadi pendorong semangat belajar.
Pengaruh
masyarakat yang turut berpengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan antara
lain :
1.
Situasi
politik seperti keadaan perang atau damai dan pemerintahan yang memberi atau
menindas kebebasan.
2.
Situasi
ekonomi seperti negara miskin, negara berkembang, atau negara maju.
2.
Lingkungan Non Sosial
Dalam lingkungan Non Sosial yang mempengarui terhadap perilaku dan pembelajaran
adalah lingkungan alam semesta, dan sarana prasarana.
a.
Alam
Kondisi alam semesta yaitu merupakan keadaan alam tempat tinggal, di perkotaan
ataupun di pedesaan, di daerah pantai, dataran rendah bahkan pegunungan ini
semua sangat berpengaruh terhadap pembelajaran. Bentuk pengaruh karena beberapa
hal tersebut ada yang berdimensi negatif namun ada juga yang berdimensi
positif. Terlihat dengan pengaruh kehidupan perkotaan terkadang cenderung
berdampak negatif. Karena pengaruh globalisasi yang sangat meruncing sehingga
tidak mampu di hindari terutama bagi para generasi muda. Dari uraian di atas
dapat di ambil kesimpulan bahwasanya pengaruh lingkungan keadaan tempat tinggal
sangat berpengaruh dalam proses pebelajaran. Namun lingkungan perkotaan tidak
selamanya berdampak negatit. Begitu pula daerah pedesaan tidak selamanya
terlihat terbelakang dari segi pendidikannya.
9
Lingkungan
alam yang mempunyai pengaruh terhadap pendidikan antara lain sebagai berikut :
1.
Kondisi
iklim seperti daerah beriklim dingin, sedang dan panas.
Kondisi ini dapat menyebabkan orang
mempunyai kebiasaan dan sifat-sifat tertentu. Kondisi Eropa dengan iklim
dinginnya dapat menyebabkan orang-orang biasa bergerak serba cepat, rajin, giat
bekerja, dan penuh usaha untuk mencapai kemajuan. Sebaliknya daerah
khatulistiwa dengan iklim sedangnya dan keadaan alam yang serba mengijinkan
dapat menyebabkan orang-orang menjadi malas, bergerak serba lambat, dan kurang
berusaha untuk mencapai kemajuan.
2.
Letak
geografis, seperti daerah pantai dan aerah pedalaman.
Daerah pantai dengan kehidupan
nelayan yang selalu bertempur melawan gelombang dapat membuat orang berwatak
keras, sementara daerah pedalaman dengan kehidupan pertanian dapat membuat
oarang berwatak lemah-lembut.
3.
Demikan
pula keadaan tanah seperti derah kering, tandus, dan gersang, mempunyai pengaruh yang berbeda dari daerah-daerah yang
subur, dimana penghidupan tidak merupakan beban yang berat.
b.
Sarana dan Prasarana
Selain lingkungan tempat tinggal yang teremasuk lingkungan Non Sosial yaitu
sarana dan prasarana lingkungan sekolah. Sarana prasana di sekolah merupakan
perantara yang dalam memahamkan pelajaran terhadap siswa. Maka peralatan atau
sarana yang lengkap di suatu lembaga pendidikan dapat mendukung kemajuan dan
perkembangan pembelajaran. Selanjutnya akan tercapai suasana kelas yang menarik
dan termotifasi dengan adanya sarana prasarana yang terpenuhi. Selain sarana
dan prasarana di lingkungan sekolah, apapun yang ada rumah atau tempat tinggal
juga mempengarui karena jika dalam lingkungan keluarga terpenuhi sarana dan
prasaranya. Maka seorang anak akan mudah dalam mempermudalah apa-apa yang di
terima dari sekolah misalnya, adanya komputer di rumah dan sebagainya. Yang
termasuk dalam sarana seperti : buku pelajaran, alat-alat tulis, buku-buku
bacaan, ruang belajar, lapangan olah raga, ruang kesenian, ruang praktikum,
dll.
10
D. Lingkungan Fisik Kelas
Guru harus dapat
menciptakan lingkungan kelas yang membantu perkembangan pendidikan subyek
didiknya (siswa). Dengan teknik motivasi yang akurat, guru dapat menciptakan
kontribusi iklim kelas yang sehat. Lingkungan hendaknya mencerminkan
kepribadian guru dan penghargaan atas usaha siswa nya. Siswa harus dibuat
secara terus menerus memberikan reaksi pada lingkungan, sehingga pengalaman
belajar dapat terjadi sesuai dengan kondisi yang diinginkan.
Langkah-langkah praktis yang dapat
ditempuh guru :
a. Lingkungan
fisik kelas harus bersih dan sehat, harus ada bukti bahwa guru perduli terhadap kebersihan kelas untuk kesehatan
semua siswanya.
b. Lingkungan
fisik kelas harus megandung unsur kesehatan seperti peredaran udara dan cahaya
yang memadai sangat diperlukan. Bila sinar matahari masuk terlalu tajam pada
papan tulis atau wajah siswa, atau bila ada tetesan air pada musim hujan guru
harus berusaha sebisa mungkin agar selama proses pembelajaran tidak terganggu..
c. Kelas
sedapat mungkin harus merupakan suatu tempat yang indah dan menyenangkan,
dinding kelas harus dibuat hidup dengan proses kerja yang dilakukan oleh siswa
dan dengan koleksi benda-benda yang menarik dari daerah sekitarnya. Guru harus
selalu ingat bahwa setiap benda yang ada dalam kelas itu menyampaikan pesan
dalam proses pembelajaran.
d. Guru
membagi dan membuat tanggung jawab terhadap siswa yang ada dikelas tersebut,
dan tidak hanya milik guru. Siswa juga harus berperan penting dalam membuat
keputusan mengenai tata kelas, dekorasi dan sebagainya.
e. Banyak
hal yang harus dipertimbangkan bila mengorganisasi lingkungan fisik kelas.
Penataan dan dekorasi harus terlihat oleh semua siswa dan juga harus sering
diubah. Setiap gambar dekorasi harus mempunyai makna dan tujuan tertentu.
f. Guru
harus menyadari adanya hubungan yang erat antara lingkungan fisik kelas, iklim
emosional kelas dan moral seluruh siswa.
11
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pengaturan dapat pula diartikan
dengan pengelolaan, menurut kamus bahasa Indonesia kalimat ini berasal dari
kata manajemen yang berarti penyelenggaraan. pengelolaan kelas adalah kegiatan
yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang
memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan maksimal.
Pengaturan
kondisi kelas dan iklim belajar pengelolaan kelas dalam pengembangan budaya dan
iklim sekolah adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana dan
kondisi belajar di dalam kelas agar menjadi kondusif dan menyenangkan serta
dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.
Pengaruh
lingkungan terhadap pembelajaran meliputi : a. Lingkungan sosial yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat. b. Lingkungan non sosial yaitu alam, sarana
dan prasarana.
Guru
harus dapat menciptakan lingkungan kelas yang membantu perkembangan pendidikan
subyek didiknya (siswa). Dengan teknik motivasi yang akurat, guru dapat
menciptakan kontribusi iklim kelas yang sehat.
B.
SARAN
Menurut
kami saran baik yang dapat dilakukan dalam pengaturan ruang kelas, yaitu :
1.
Untuk
guru / dosen : menentukan posisi tempat duduk yang disesuaikan dengan metode
pembelajaran dan tujuan pembelajaran.
2. Untuk pembaca : menggunakan tempat
duduk yang mudah diatur atau diubah-ubah untuk mempermudah merubah posisi
tempat duduk.
3. Untuk penulis : dengan mengetahui
posisi tempat duduk yang cocok sesuai dengan karakteristik siswa atau sesuai
tinggi siswa, sehingga penulis bisa mengatur tempat duduknya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Mudasir, M.Pd. 2011. Manajemen
Kelas. Pekanbaru : Zanafa Publishing, halaman 5
Afriza, S.Ag, M.Pd. 2014. Manajemen
Kelas. Pekanbaru : Kreasi Edukasi, halaman 67
Hery Hernawan, Asep. 2006. Pengelolaan Kelas. Bandung : UPI
PRESS, halaman 9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar